Metode magnetotellurik (MT) adalah salah satu metode geofisika yang sering
digunakan dalam eksplorasi geothermal karena kemampuannya yang dapat
menggambarkan struktur resistivitas batuan bawah permukaan. Metode
ini termasuk dalam metode elektromagnetik pasif karena menggunakan
variasi medan magnet bumi yang terjadi secara alami sebagai
sumbernya. Variasi medan magnet ini dapat disebabkan karena beberapa
faktor yang menghasilkan gelombang elektromagnetik yang kontinyu
dengan rentang frekuensi yang cukup lebar antara10^4-10^-5
Hz.
(a) Solar wind
(b) Lightning
Sumber : Daud, 2010
Sumber
yang menyebabkan adanya variasi medan magnet bumi tersebut tergantung
pada frekuensi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan. Untuk
frekuensi di atas 1 Hz bersumber dari lightning
discharges di
daerah equatorial bumi. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
pada saat terjadi lightning
dikenal
sebagai sferics.
Sumber lain yang dapat menghasilkan gelombang elektromagnetik dengan
frekuensi di bawah 1 Hz adalah interaksi antara lapisan magnetosphere
bumi dengan solar
wind.
Ketika mengenai lapisan magnetosphere bumi, proton dan electron yang
terkandung di dalam plasma solar
wind
dibelokan dengan arah yang saling berlawanan sehingga menghasilkan
medan listrik. Variasi intensitas dan kecepatan dari solar
wind
ini menghasilkan gelombang elektromagnetik yang bervariasi terhadap
waktu.
Gambar
. Prinsip Metode MT (Unsworth, 2006)
[Sumber
: Unsworth, Martyn, 2006, Electromagnetic and Potential Field
Methods]
Konsep gelombang
elektromagnetik yang mendasari metode MT ini adalah konsep persamaan
Maxwell, khususnya dalam persamaan Hukum Ampere dan persamaan Hukum
Faraday (Simpson, 2005).
Persamaan (a)
merupakan persamaan hukum Faraday sedangkan persamaan (b) merupakan
persamaan hukum Ampere. Hukum Faraday (a) menjelaskan bagaimana
induksi arus listrik yang disebabkan oleh medan magnet yang
bervariasi terhadap waktu. Pada gambar (b) Transmitter Tx dialiri
arus sehingga muncul medan magnet di sekitar kawat, kemudian arus
tersebut secara periodik dinyala-matikan sehingga terjadi perubahan
fluks magnetic. Akibat perubahan fluks magnetic tersebut maka muncul
arus induksi pada ore body. Di bumi, variasi medan magnet primer yang
terjadi menyebabkan batuan terinduksi sehingga muncul arus eddy atau
disebut juga dengan arus telluric. Arus induksi yang bervariasi akan
menghasilkan
medan magnet
sekunder seperti yang dijelaskan dalam hukum ampere (persamaan 2.2),
dimana kuat medan magnet yang dihasilkan bergantung pada besarnya
arus dan konduktivitas medium yang terinduksi. Perubahan medan magnet
sekunder ini akan direkam oleh receiver
Rx.
Nilai medan yang
terukur di permukaan mengandung informasi mengenai konduktivitas
batuan bawah permukaan. Sehingga dengan mengukur medan listrik dan
medan magnet secara bersamaan disuatu lokasi yang sama dan dengan
menggunakan perbandingan dari nilai medan tersebut pada berbagai
frekuensi, maka nilai konduktivitas batuan untuk setiap kedalaman
pada daerah tersebut dapat ditentukan.
4 komentar:
kunjungi blog saya d i :
alat-alatgeofisika.blogspot.com
kunjungi blog saya di :
alat-alatgeofisika.blogspot.com
gan, sumbernya dapat drimana? pas saya baca bagus bgt buat jadi literatur skripsi saya. apa bukunya atau sumbernya darimana?
Cukup lengkap
Posting Komentar