Rabu, 02 April 2014

Minggu, 26 Januari 2014 "Bersatu Hati dan Satu Tujuan di Dalam Kristus"


BERSATU HATI DAN SATU TUJUAN DI DALAM KRISTUS

1 KORINTUS 1 : 10 -18

              Mengapa begitu banyak dan sering kita menemukan ketidak-harmonisan atau perselisihan ? Mengapa juga ada semacam "persaingan" untuk menunjukan "siapa yang lebih besar dan hebat." Ini bisa berlaku bagi "pribadi" maupun "kelompok". Bagi pribadi : ketika ia merasa lebih dari yang lain, baik dalam rupa materi maupun non materi. Dan bagi kelompok : ketika ada perasaan bahwa "kelompoknya" lebih besar, lebih kuat, lebih berada dibandingkan dengan kelompok yang lain. Lalu apa hasil yang diperoleh? Baikkah? Biasa dan umumnya tidak akan pernah berhasil baik. Apalagi bila unsur tidak mau peduli dan tidak berempati pada yang lain semakin dipelihara. Biasanya hanya akan berujung pada "perpecahan" dan tentunya menuju kehancuran.
             Konteks peristiwa yang menjadi latas belakang dalam Surat Korintus ini adalah terjadinya suatu perpecahan dalam jemaat. Memang, bentuk perpecahan itu belum sampai membuat warga jemaat saling memisahkan diri antara satu dengan yang lain, namun masih dalam wujud perpecahan pemahaman. Di Korintus muncul banyak golongan, dimana golongan-golongan tersebut itu mengklaim diri sebagai pengikut tokoh-tokoh terkenal, diantaranya : Apolos, Petrus, Paulus bahkan kristus. Ini bisa terjadi karena pada masa itu mulai banyak muncul tokoh-tokoh cendikiawan Kristen dan guru-guru Injil yang gemar mengajarkan berbagai ajaran filsafat yang dihubungkan dengan Injil.
            Minggu ini kita diperhadapkan pada keberadaan jemaat yang hendaknya ada di tengah-tengah kehidupan kita. Paulus menyatakan keinginan yang terdalam yang sangat ia dambakan. Paulus tidak menginginkan adanya perpecahan di dalam kehidupan jemaat di Korintus.. Ia memulai suratnya dengan ungkapan yang sangat luar biasa yang menyatakan bagaimana keberadaan jemaat Korintus. Pernyataan yang sangat membesarkan hati, pernyataan yang di dalamnya terkandung suatu maksud bahwa jemaat ini adalah jemaat yang sudah terbina dengan baik sejak awalnya. Jemaat yang sudah mengalami "pertumbuhan iman" dengan baik pula. Oleh sebab itu melalui pernyataan ini, Paulus ingin menegaskan bahwa sangatlah tidak baik bila jemaat yang sudah tumbuh dengan baik pada akhirnya akan terpecah belah "hanya" oleh "ajaran yang menyesatkan". Perbedaan pemahaman itu telah melahirkan pengkotak-kotakan dalam persekutuan mereka. Seakan-akan akan ada ungkapan : "Dia adalah mereka. Mereka bukan kita. Dia bukan aku."
               Oleh sebab itu Paulus mencoba mengembalikan hakekat keimanan yang benar dan dalam kehidupan iman yang benar, tidak ada seorang atau sekelompok orang yang lebih benar atau lebih besar daripada yang lain. Satu-satunya yang benar dan besar itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Itulah sebabnya mengapa Rasul Paulus menganggap kesamaan baptisan oleh Kristus menjadikan orang kristen patut bersatu dan sehati sepikir untuk menerima Kristus. Kita semua adalah orang yang sama-sama ditebus melalui salibNya. Tidak ada yang patut membanggakan diri dengan pelayanannya sendiri. Karena pelayanan itu sendiri berasal dari Dia, oleh Dia kita mendapatkan pengutusan ini, dan muara semuanya adalah demi kemuliaan Allah Bapa kita (Roma 11:36). Amin.

PHS

* PHS = Pdt. Patuan Hotman Simatupang, S.Th




Tidak ada komentar: