Sabtu, 05 Oktober 2013

Minggu, 29 September 2013 "Tolak Ukur Allah Dalam Penghakiman"

TOLAK UKUR ALLAH DALAM PENGHAKIMAN
(Matius 25 : 34 -40)

     Allah akan menghakimi kita sesuai dengan reaksi kita terhadap kebutuhan manusia. Penghakiman Allah tidak tergantung pada pengetahuan yang kita kumpulkan, atau kemasyuran yang kita raih, atau harta yang kita peroleh, melainkan pada pertolongan yang kita berikan, yaitu pertolongan dalam hal yang sederhana. Yang disebut Yesus disini ialah memberi makan yang lapar, memberi minum orang yang haus, memberi tumpangan bagi orang asing, menghibur yang sakit, mengunjungi tahanan dalam penjara, adalah hal-hal yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Pertolongan itu harulah tidak memperhitungkan untung rugi. Mereka yang memberi pertolongan tidak menyangka mereka sedang menolong Kristus, serta sedang menumpuk harta di sorga. Mereka menolong karena mereka tidak dapat berdiam diri, berbuat baik adalah bagian dari hidupnya. Pertolongan itu adalah reaksi yang wajar, naluriah, yang tak memperhitungkan laba rugi dari hati yang mengasihi. Sementara itu dipihak lain sikap mereka yang tidak memberi pertolongan ialah "Sekiranya kami tahu bahwa orang itu adalah Engkau, maka kami tentu akan menolong, tetapi kami kira dia cuma orang biasa yang tidak layak ditolong". Sampai saat ini masih saja terjadi bahwa ada orang yang memberi pertolongan apabila mereka dipuji, terselubung. Pertolongan yang berkenan bagi Allah ialah pertolongan yang diberikan tanpa pamrih dan bahwa semua pertolongan semacam itu sebenarnya diberikan kepada diri-Nya. Bagaimana bisa begitu? Jika kita benar-benar ingin menyenangkan hati seorang ayah dan ibu, cara yang terbaik ialah menolong anaknya. Allah adalah Bapa yang Agung dan cara menyenangkan hati Allah ialah menolong anak-anakNya, yaitu sesama kita.

     Ada orang yang mengalami bahwa perumpamaan ini sungguh terjadi dan memberkati hidupnya. Martin dari Tours. Ia adalah seorang serdadu Romawi dan seorang Kristen. Pada suatu hari di musim dingin, ketika memasuki sebuah kota, seorang pengemis menghentikannya dan meminta sedekah. Martin tidak punya uang, tetapi pengemis itu sangat menderita, tubuhnya gemetar kedinginan, lalu Martin memberikan apa yang ia punya. Ia melepaskan mantel tentaranya, yang sudah agak usang. Ia mecabiknya menjadi dua, dan memberi yang separuh kepada si pengemis. Malam harinya Martin bermimpi. Dalam mimpinya ia melihat tempat seperti sorga. Para Malaikat, dan Yesus ada di tengah-tengah. Dan Yesus sedang mengenakan mantel tentara romawi yang separuh itu. Salah seorang malaikat bertanya kepada-Nya. "Tuhan, mengapa Engkau mengenakan mantel tua yang usang itu? siapa yang memberikan itu pada-Mu?... lalu Yesus menjawab dengan lembut, "hambaKu Martin "Dialah yang telah memberikannya padaKu. Ketika kita mengenal kebaikan hati yang tidak menghitung-hitung untung-rugi untuk menolong sesama manusia dalam hal-hal yang sederhana, kita juga akan mengalami sukacita dalam menolong Yesus Kristus sendiri. Amin.

ARP

*ARP = Pdt. Adian R. Pasaribu, S.Th.

Tidak ada komentar: