Sabtu, 05 Oktober 2013

Minggu, 8 September 2013 "Allah Mengetahui Isi Hati Manusia"

"Allah Mengetahui Isi Hati Manusia"
Matius 7 : 15-23

     Dari jaman perjanjian lama sampai jaman perjanjian baru banyak terdapat nabi-nabi palsu. Kitab Matius yang di tulis kira-kira tahun 85 Masehi waktu itu jabatan Nabi masih merupakan jabatan resmi yang ada di dalam gereja. Dan pada waktu itu terdapat banyak orang dengan sengaja meninggalkan segala sesuatu miliknya, lalu berkeliling kesana-kemari, dari gereja yang satu ke gereja yang lain, menyampaikan berita yang katanya berasal dari Allah secara langsung. Nabi-nabi itu memang bisa menjadi sumber inspirasi gereja-gereja tersebut. namun jabatan kenabian itu ternyata dapat, bahkan sering, disalahgunakan. Sehingga sejarah masa lampau dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada jaman Yesus membuat perkataan-perkataan Yesus itu hanya menjadi pelajaran bermakna juga sampai jaman ini untuk mengenal nabi-nabi yang benar dan mana yang palsu, karena hanya dapat dibuktikan dari perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.

     Yesus memberikan nasihat bahwa pada akhirnya iman dan kepercayaan itu tidak ditopang dengan perkataan-perkataan atau berita-berita palsu, namun bagi setiap ajaran yang benar adalah "apakah ajaran itu memperkuat orang untuk menanggung beban hidup dan berjalan di jalan yang memang sudah seharusnya ditempuh? Karena itu tugas para guru dan pengkhotbah yang benar adalah menyampaikan kebenaran Tuhan di dalam Yesus Kristus dan bukan kebenaran dan ide-ide mereka sendiri. Karena itu sesuatu pengajaran yang disebut palsu apabila menghasilkan agama yang utamanya terdiri dari ketaatan kepada hal-hal lahiriah saja. Memang agama dapat dan mudah dihancurkan dengan kegiatan-kegiatan agamaniah dan pada umumnya sering terjadi adanya ajaran yang mengatakan, bahwa agama terdiri dari ke gereja hari minggu, ikut perjamuan kudus, membayar persembahan, dan membaca Alkitab. Banyak orang dengan mudah melakukan hal itu semua, namun masih belum dapat disebut orang Kristen yang benar, karena kekristenan bukanlah suatu ajaran yang mudah dan gampang, bahkan ajaran disebut palsu apabila ajaran itu membuang tiang-tiang penting agama, mengeluarkan salib dari kekristenan, mengurangi ancaman yang terkandung di dalam suara Kristus, mengesampingkan hukuman dan meninabobokan orang. Karena agama dimaksudkan untuk mendekatkan orang yang satu kepada yang lain bukan untuk mencerai-beraikan, menghimpun bukan untuk memecah-mecahkan ke dalam kelompok yang saling bertentangan, yang sombong dan bersifat memisahkan diri, dan mengatakan bahwa hanya gereja atau kelompok orang kristen tertentu saja yang memiliki Anugerah Allah, adalah ajaran palsu.

     Karena itu hanya ada satu jalan untuk membuktikan kesungguhan seseorang, yaitu melalui tindakan dan perbuatan yang nyata. Kata-kata yang baik tidak pernah bisa menggantikan perbuatan yang baik dan hanya satu bukti kasih, yaitu ketaatan. Tidak ada gunanya bagi kita untuk mengatakan bahwa kita mengasihi seseorang, padahal perbuatan dan tingkah laku kita menyakiti dan menghancurkan hati orang tersebut. Kita sering mengakui mengasihi Allah dengan bibir kita namun meremehkan bahkan melupakan-Nya. Mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli tidak sulit, yang sulit adalah melakukan hidup kekristenan di dalam kehidupan nyata kita. Iman tanpa perbuatan adalah suatu pertentangan, dan kasih tanpa ketaatan adalah suatu ketidakmungkinan. Maka Yesus mengingatkan; ada yang mungkin berhasil mempertahankan kepalsuannya untuk waktu yang lama. Namun saatnya pasti akan tiba ketika semua kepalsuan itu akan diungkapkan secara terbuka. Kita bisa saja menipu orang lain dengan perkataan-perkataan kita, tetapi kita tidak pernah bisa menipu Allah.

ARP

diambil  dari ringkasan khotbah HKBP Kebun Jeruk dari kertas acara.

Tidak ada komentar: